Tuntas! 13 Tahun Revolusi Suriah, Damaskus Akhirnya Takluk
Damaskus, Suriah – Pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad resmi berakhir di tangan oposisi sejak pertama kali berkuasa pada medio tahun 2000. Pasukan koalisi oposisi yang dipimpin oleh organisasi Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS) dengan mudah menaklukan Ibu Kota Damaskus tanpa perlawanan berarti, pada Minggu (8/12).
Perlawanan kelompok oposisi kembali meruak pada 27 November 2024. koalisi pejuang oposisi melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan yang mendukung pemerintah Suriah.
Serangan awal dimulai di garis depan yang memisahkan wilayah Idlib, yang dikuasai oleh oposisi, dan kegubernuran Aleppo yang berada di sekitarnya.
Setelah tiga hari pertempuran, pasukan oposisi berhasil merebut kendali atas Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah.
Setelah merebut Aleppo, pasukan oposisi melanjutkan serangan mereka ke Kota Hama dan dilanjutkan menggempur wilayah dalam Kota Homs setelah sebelumnya berhasil merebut beberapa desa di bagian utara, barat, dan timur provinsi tersebut.
Menurut sumber setempat pada Sabtu (7/12), pasukan HTS berhasil mencapai pinggiran Homs dan mulai bergerak ke wilayah utama kota tersebut.
Kelompok ini juga dilaporkan telah menguasai enam desa di sekitar Homs yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan rezim. Saat ini, pertempuran sengit antara kedua pihak masih berlangsung, tambah sumber tersebut.
Pemimpin pasukan koalisi oposisi Abu Muhammad Al-Jaulani menyatakan kepemimpinan Suriah sementara ini dipegang oleh Perdana Menteri Suriah Mohammad Al-Jalali sampai pemimpin Suriah ditentukan secara demokratis oleh rakyat Suriah.
Al-Jaulani juga melarang pasukan dan kelompok pemberontak lain mengambil alih institusi pemerintah setelah berhasil menggulingkan rezim Presiden Bashar Al Assad.
Al-Jaulani menegaskan bahwa kekuatan oposisi di Damaskus tidak diperbolehkan menguasai fasilitas publik. Ia menyatakan pemerintahan sementara akan tetap berada di bawah kendali mantan perdana menteri untuk saat ini.
Selain itu, Al-Jaulani mengingatkan para pejuang pemberontak untuk tetap rendah hati dan menjaga hubungan baik dengan warga.
“Lindungi dan jaga institusi dan fasilitas publik. Itu semua milik rakyat Suriah dan Anda semua adalah pelindung,” katanya seperti dikutip Al Jazeera.
Pemimpin oposisi Suriah ini juga mulai menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, dalam menandatangani pernyataannya.
Dengan berakhirnya kekuasaan Bashar Al-Assad turut menandakan usainya klan Assad menguasai Suriah sejak tahun 1971 yang dimulai oleh Hafez Al-Assad, ayah dari Bashar Al-Assad.