Internasional

Jelang Lengser, Presiden Biden Berencana Tingkatkan Jumlah Bantuan Militer untuk Ukraina

  • November 12, 2024
  • 2 min read
Jelang Lengser, Presiden Biden Berencana Tingkatkan Jumlah Bantuan Militer untuk Ukraina Presiden Joe Biden bertemu dengan Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pada bulan Desember 2022. Sumber: AP

Pemerintahan Presiden Joe Biden tengah bersiap menyalurkan bantuan militer tambahan senilai sekitar 6 miliar dolar AS kepada Ukraina dalam waktu dua bulan mendatang, sebelum masa jabatannya berakhir dan digantikan oleh presiden terpilih Donald Trump.

Menurut pernyataan Wakil Sekretaris Pers Pentagon, Sabrina Singh, pada 7 November, sekitar dua pertiga dari total bantuan (4 miliar dolar AS) akan disalurkan melalui paket Otoritas Penarikan Presiden, yang mencakup senjata dan peralatan yang diambil dari persediaan Amerika Serikat.

Sisa bantuan sebesar 2 miliar dolar AS akan diperoleh melalui Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina.

Peningkatan bantuan militer ini dilakukan di tengah ketidakpastian apakah pemerintahan mendatang akan melanjutkan bantuan kepada Ukraina atau menghentikannya. Dalam masa kampanye, Trump pernah menyatakan akan mengakhiri konflik Rusia-Ukraina satu hari setelah ia menjabat sebagai Presiden AS.

Trump juga pernah mengkritisi volume bantuan yang dikirim ke Ukraina serta cara penyusunan paket tersebut. Meski demikian, Trump belum secara terbuka menentang paket bantuan senilai 61 miliar dolar AS yang disetujui oleh Kongres pada April lalu.

Paket Prakarsa Bantuan Keamanan Ukraina memang membutuhkan waktu lebih lama untuk pengiriman karena melibatkan pembelian baru. Namun, menurut Singh, Pentagon akan berusaha agar kontrak bantuan ini dapat segera ditandatangani dan dilaksanakan.

“Itu dapat berlangsung lebih lama, tetapi sekali lagi, itu adalah komitmen dan kontrak yang telah ditandatangani oleh pemerintahan ini. Jadi kami berharap itu akan ditegakkan,” ujarnya kepada wartawan, dikutip dari Air & Space Forces Magazine.

Di sisi lain, pengawas di Kantor Akuntabilitas Pemerintah dan Inspektur Jenderal DOD telah menyampaikan kekhawatiran terkait pengawasan terhadap bantuan untuk Ukraina. Singh menepis anggapan bahwa percepatan pengiriman bantuan ini akan mengorbankan aspek pengawasan.

“Kami sangat yakin dengan proses dan prosedur serta langkah-langkah yang telah kami terapkan dalam hal memberikan bantuan ke Ukraina,” katanya.

Singh belum merinci jenis senjata apa yang akan dikirim ke Ukraina dalam beberapa bulan mendatang, tetapi diperkirakan fokus akan tetap pada sistem pertahanan udara dan amunisi udara.

Pada September lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah meminta tambahan sistem pertahanan udara dari para sekutu untuk melawan ancaman Rusia. AS kemudian mengumumkan rencana pengiriman AGM-154 Joint Standoff Weapons (JSOW), bom luncur berpemandu presisi jarak menengah untuk serangan udara-ke-darat dengan jangkauan lebih dari 70 mil.

Sebelumnya, Pentagon juga telah mengirimkan JDAM Extended Range, Small Diameter Bombs, dan rudal antiradiasi HARM kepada Ukraina.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *