Gaya Hidup

Penyebab Motif Batik Jlamprang Terancam Punah: Faktor dan Alasannya

  • October 3, 2024
  • 2 min read
Penyebab Motif Batik Jlamprang Terancam Punah: Faktor dan Alasannya

Setiap daerah di Indonesia memiliki motif batik yang unik, bahkan beberapa daerah memiliki lebih dari satu motif yang berkembang di wilayah tersebut, seperti di Pekalongan.

Dikenal sebagai Kota Batik, Pekalongan menjadi salah satu produsen batik terbesar di Indonesia. Namun, menurut Pemerhati dan Motivator Batik Indra Tjahjani, salah satu motif batik di Pekalongan kini terancam punah.

“Saya belum melakukan penelitian secara khusus, batik daerah mana yang terancam punah. Tapi yang saya tahu, motifnya yang punah, karena pengrajinnya sudah wafat atau sudah terlalu sepuh, yaitu di Pekalongan,” ujar Indra di Jakarta, Rabu 2 Oktober 2024.

Indra mengungkap bahwa motif batik yang terancam punah di Pekalongan adalah Batik Jlamprang. Dulu, batik ini sangat populer, namun pengrajin yang membuatnya secara tradisional dengan teknik canting tulis kini semakin langka.

Ia menambahakan banyak pengrajin yang sudah berusia lanjut dan tidak lagi mampu berkarya karena keterbatasan fisik. Akibatnya, produksi Batik Jlamprang saat ini lebih banyak menggunakan teknik cap, karena pembuatan dengan canting tulis memerlukan waktu lebih lama dan keterampilan khusus.

“Salah satu motif yang sudah jarang ini, nama motifnya yaitu Jlamprang. Motif Jlamprang sekarang ini kebanyakan cap, karena pembatik canting tulisnya sudah tidak sanggup lagi untuk berkarya,” imbuhnya.

Motif batik Jlamprang memiliki ciri khas berupa pola geometris yang terdiri dari bentuk bulat dan kotak yang saling berhimpitan, menciptakan desain yang padat. Motif ini biasanya menggunakan lebih dari dua warna dalam satu kain, dan proses pembuatannya melibatkan teknik yang cukup rumit serta memerlukan waktu yang lama. Kompleksitas dalam pembuatan ini membuat para pengrajin Batik Jlamprang sulit untuk menemukan penerus yang dapat melanjutkan tradisi ini.

Indra Tjahjani menambahkan bahwa salah satu penyebab minimnya minat generasi muda untuk menjadi pengrajin batik adalah rendahnya upah yang diterima pembatik. Kondisi ini semakin mempersulit regenerasi di kalangan pembatik Jlamprang, sehingga keberlanjutan motif batik yang khas ini menjadi terancam.

“Memang sulit untuk mengajak yang muda-muda untuk berkecimpung di situ, karena memang honor mereka di bawah UMR, jadi kami tidak bisa menahan hal tersebut,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *