JAKARTA – Ekonomi Indonesia 2026 berpotensi lesu berkepanjangan, bahkan terjerat krisis lebih parah dari 1998 jika IHSG terus “digoreng” bandar besar tanpa dukungan fundamental kuat.
Ekonom Bright Institute Yanuar Rizky dalam podcast di kanal YouTube Hendri Satrio Official memperingatkan volatilitas indeks saham yang naik-turun akibat posisi short hedge fund seperti MSCI dan JP Morgan, ditambah tekanan fiskal dari penerimaan pajak menurun serta lonjakan utang jatuh tempo.youtube
Kenaikan IHSG hingga 8.600 belakangan ini dinilai ilusi karena balance of payment negatif, kredit perbankan retail turun, serta NPL kartu kredit dan KPR berpendapatan rendah melonjak akibat PHK massal dan daya beli melemah.
“Kenaikan IHSG ini tidak didukung fundamental, nanti jadi biaya moneter karena BI harus intervensi lebih banyak,” ujar Yanuar.
Situasi stagflasi—pertumbuhan stagnan tapi inflasi merajalela—membuat rakyat kecil seperti ojek online makin terjepit, sementara bandar untung dari selisih kurs rupiah yang tergerus hingga prediksi Rp18.000 per dolar AS.
Simak selengkapnya dalam YouTube channel Hendri Satrio Official