JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan eks Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (3/11/2025).
Pertemuan yang berlangsung selama hampir dua jam ini turut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta diprakarsai Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Meski AHY hadir dan mengonfirmasi bahwa polemik utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh sempat disentuh dalam pembahasan, Jonan menegaskan bahwa isu tersebut bukan fokus utama diskusi.
Bukan Whoosh, Tapi Keberpihakan Sosial
Jonan, yang tiba di kompleks Istana sekitar pukul 15.34 WIB dan meninggalkan lokasi pada pukul 18.20 WIB, menjelaskan bahwa pertemuan lebih banyak membahas visi pembangunan nasional berbasis keadilan sosial.
“Kita bicara diplomasi luar negeri, pengembangan BUMN, dan program-program yang berpihak pada rakyat kecil,” kata Jonan usai pertemuan.
Ia mencontohkan pentingnya kebijakan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan akses infrastruktur dan layanan dasar merata hingga ke pelosok.
Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) periode 2009-2014 ini juga menyinggung pengalamannya membenahi sistem perkeretaapian nasional tanpa mengandalkan utang berlebih.
“Dulu kita bisa membangun rel ganda, elektrifikasi, dan revitalisasi stasiun dengan efisiensi anggaran. Prinsip itu yang saya sampaikan,” ujarnya.
Jonan menolak anggapan bahwa pertemuan difokuskan pada penyelesaian utang Whoosh, termasuk opsi perpanjangan tenor atau restrukturisasi pembayaran.
AHY dan Konfirmasi Singkat Soal Whoosh
AHY, yang hadir sebagai Menko Infrastruktur, mengakui bahwa isu Whoosh memang sempat dibahas atas permintaan Presiden.
“Ada diskusi terkait KCJB, tapi tidak mendominasi. Pemerintah berkomitmen menyelesaikan sesuai mekanisme yang ada, di mana KAI harus menanggung kerugian sesuai porsi sahamnya di PSBI,” kata AHY singkat usai pertemuan.
Ia menegaskan bahwa kehadirannya bersama Jonan merupakan bagian dari koordinasi lintas sektor untuk mempercepat penyelesaian proyek strategis nasional.
Jonan Siap Ditugaskan Prabowo?
Spekulasi muncul bahwa Jonan dipanggil untuk menawarkan posisi strategis di pemerintahan, terutama mengingat pengalamannya di sektor transportasi dan energi. Namun, Jonan menepis rumor tersebut.
“Ini pertemuan biasa, saya diundang sebagai warga negara untuk berbagi pandangan,” katanya.
Meski demikian, ia tidak menutup kemungkinan kembali berkontribusi jika dibutuhkan.
“Kalau ditugaskan dan saya mampu, tentu saya siap. Tapi saat ini belum ada pembicaraan ke arah sana,” tegas Jonan.