JAKARTA – Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa saat ini terdapat pihak yang berupaya mem-framing seolah-olah Projo telah memutus hubungan dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Ia pun meminta agar Projo dan Jokowi tidak diadu domba.

Pernyataan tersebut disampaikan Budi Arie dalam Kongres ke-3 Projo yang digelar di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, pada Minggu (2/11/2025).

“Dari perkembangan berita, ini seolah-olah disampaikan terkesan Projo putus hubungan dengan Pak Jokowi. Jangan di-framing. Projo ini lahir karena ada Pak Jokowi. Tolong kepada semua media, jangan mengadu domba sesama anak bangsa,” ujar Budi Arie.

Budi Arie menjelaskan bahwa Projo awalnya lahir dari semangat perlunya pemimpin rakyat bernama Joko Widodo. Dengan demikian, ia menekankan bahwa keberadaan Projo didasari oleh kebutuhan bangsa akan pemimpin rakyat.

“Jadi sejarah Projo adalah sejarahnya Bapak Jokowi sampai 10 tahun berlangsung dari 2014 sampai 2024. Karena saya mendapat berita dari berbagai media, kok ada yang bilang Projo pisah dari Bapak Jokowi. Ini luar biasa sekali framing adu dombanya,” jelasnya.

“Setelah 10 tahun Pemerintahan Bapak Jokowi 2014-2024, kita memasuki fase baru pemerintahan baru, sehingga Projo pun harus menyesuaikan diri, harus beradaptasi, harus bertransformasi untuk menjawab berbagai tantangan ke depan,” sambung Budi Arie.

Meskipun Projo lahir karena Jokowi, Budi Arie menyatakan bahwa organisasinya akan terus mengawal pemerintahan Prabowo Subianto. Ia menyebut pemerintahan Prabowo sebagai bagian dari keberlanjutan, sehingga pembangunan nasional akan tetap berlanjut.

“Kita mendukung dan memperkuat pemerintahan Pak Prabowo-Gibran. Karena itulah kita berharap bersama teman-teman lain dan segenap hadirin sekalian, bersama-sama rakyat kita sama-sama menggerakkan, mendukung memperkuat, agar program-program kerakyatan Bapak Presiden Prabowo bisa betul-betul terasa manfaatnya bagi rakyat,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *