DPR-BKKBN Galang Mitra Cegah Stunting dan Perkuat Peran Ayah demi Generasi Emas 2045

Komisi IX DPR RI berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta berbagai mitra kerja menggelar fasilitasi teknis Program Bangga Kencana di Restoran Remaja Kuring, Jl. Ciater Barat No. 27, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

TANGERANG SELATAN – Komisi IX DPR RI berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta berbagai mitra kerja menggelar fasilitasi teknis Program Bangga Kencana di Restoran Remaja Kuring, Jl. Ciater Barat No. 27, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Acara ini difokuskan pada penguatan edukasi, sosialisasi, dan peran masyarakat guna membangun keluarga sehat serta tangguh sebagai pijakan menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam sesi pertama, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB Nihayatul Wafiroh membahas pencegahan stunting yang dimulai dari keluarga. Stunting, sebagai kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan pola asuh tidak optimal, berdampak pada perkembangan otak, kecerdasan, postur tubuh, hingga produktivitas anak kelak. Pencegahan ditekankan sejak remaja, calon pengantin, hingga 1.000 hari pertama kehidupan melalui asupan gizi seimbang, pemeriksaan kesehatan rutin, sanitasi lingkungan, dan edukasi pola asuh.

Ia mengajak kader, orang tua, serta pemerintah daerah untuk bersinergi lintas sektor dalam meningkatkan kesadaran gizi.

“Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab ibu, tetapi seluruh elemen bangsa. Dengan kerja sama yang kuat, kita bisa wujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkualitas demi masa depan Indonesia,” ujar Nihayatul.

Selanjutnya, Sukaryo Teguh Santoso, Deputi Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat BKKBN Pusat, memaparkan keluarga berkualitas sebagai fondasi ?>generasi unggul di tengah bonus demografi. Keluarga sehat, harmonis, dan terencana akan menghasilkan SDM cerdas, produktif, serta berakhlak mulia. Tantangan masa kini meliputi pernikahan dini, stunting, dampak digital, dan ketidakstabilan ekonomi, sehingga perlu penguatan ketahanan ekonomi, kesehatan ibu-anak, pola asuh kasih sayang, serta literasi digital orang tua.

“Keluarga yang tangguh dan terencana adalah kunci terbentuknya generasi unggul. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga akan membawa Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045,” tegasnya.

Pada materi terakhir, Rusman Efendi memperkenalkan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) yang menyoroti peran aktif ayah dalam pengasuhan dan pembentukan karakter keluarga. Banyak keluarga masih kurang melibatkan ayah secara optimal, sehingga anak kehilangan figur teladan seimbang.

“Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pendidik, pelindung, dan panutan. Peran ayah sangat menentukan kepercayaan diri, kecerdasan emosional, dan karakter anak,” ungkap Rusman.

GATI dijalankan melalui konseling keluarga, komunitas ayah, pelibatan di sekolah, serta pengembangan Desa/Kelurahan Ayah Teladan. Keterlibatan ayah yang konsisten terbukti mencegah masalah psikologis anak, memperkuat harmoni keluarga, dan meningkatkan kualitas generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *