Hendri Satrio: Purbaya Memang Disukai Rakyat, Tapi Hati-hati, Kalau Mau Belok Kasih Sen Dulu
JAKARTA – Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa), menyoroti momen Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang ditinggalkan oleh rombongan Menteri Koordinator dalam sesi wawancara media pasca-acara bersama Danantara baru-baru ini.
Berdasarkan informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, serta Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono secara serentak meninggalkan Purbaya saat sesi wawancara dengan awak media.
Menurut Hensa, kejadian tersebut perlu disikapi secara serius oleh Purbaya. Pasalnya, dalam dinamika politik, peristiwa semacam ini dapat mengandung makna tersirat, meskipun tindakan rombongan Menteri Koordinator tersebut dilakukan dalam suasana yang tampak bercanda.
“Mengenai peristiwa Menteri Keuangan Purbaya yang ditinggalkan oleh para Menteri Koordinator dalam sesi doorstop, dalam konteks dinamika politik, meskipun terjadi dalam suasana bercanda, hal tersebut tetap memerlukan respons yang serius,” kata Hensa kepada wartawan.
Hensa menyampaikan pandangan bahwa kepergian rombongan Menteri Koordinator pada momen tersebut dapat diartikan sebagai isyarat yang mengandung implikasi tertentu, yang dapat bersifat positif maupun negatif bagi Purbaya.
“Dalam perspektif positif, hal ini dapat dianggap sebagai sinyal kepercayaan, misalnya, ‘Serahkan tanggung jawab penjelasan kepada Purbaya.’ Namun, dari sudut pandang lain, momen itu juga dapat mengindikasikan sikap seperti, ‘Biarkan Purbaya yang bertanggung jawab,’ atau bahkan menyiratkan sikap enggan dengan nada, ‘Saya tidak ingin berurusan dengan Purbaya’ mungkin seperti itu,” ujar Hensa.
Menurut Hensa, kejadian tersebut patut dijadikan momen refleksi mendalam bagi Purbaya selaku Menteri. Ia menilai, meskipun dukungan rakyat condong kepadanya, hal itu belum tentu mencerminkan kesepakatan dari rekan-rekan koleganya terhadap pernyataannya.
“Momen semacam itu mesti direspons dengan sikap kewaspadaan penuh, sebagaimana pepatah ‘kalau mau belok beri sen dulu’ yang berarti hati-hati dalam memberikan pernyataan kepada publik,” tegas Hensa.
“Maka dari itu sebaiknya Purbaya berkoordinasi terlebih dahulu dengan rekan-rekan di kabinet, mengingat beberapa pernyataannya memang mendapat sambutan positif dari masyarakat, namun belum tentu sejalan dengan pandangan koleganya,” tambahnya.
Hensa menilai, sinyal tersebut mungkin muncul karena beberapa pernyataan Purbaya yang memicu ketegangan di antara anggota kabinet. Salah satunya adalah pernyataan terkait utang proyek kereta cepat yang enggan dibiayai melalui APBN, yang memunculkan respons beragam dari masyarakat dan anggota kabinet lainnya sebab dianggap memunculkan polemik dengan Danantara bentukan Presiden.
“Purbaya dikenal memiliki gaya komunikasi yang lugas dan terbuka. Kemungkinan besar, pernyataan yang seharusnya disampaikan secara internal kepada rekan-rekannya justru diungkapkan secara publik olehnya,” ujar Hensa.
“Dampaknya, pernyataan-pernyataan ini menjadi sorotan publik yang signifikan. Sebagai contoh, permasalahan utang proyek kereta cepat yang tidak ingin ditanggung oleh APBN telah memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk pernyataan dari Luhut, Ketua Dewan Ekonomi Nasional. Akibatnya, pernyataan Purbaya ini berkembang menjadi polemik yang meluas ke berbagai arah,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Hensa merekomendasikan agar Purbaya memperkuat koordinasi dengan para anggota kabinet lainnya sebelum mengeluarkan pernyataan publik. Langkah ini krusial untuk memastikan keselarasan dalam kerja sama tim kabinet serta mencegah munculnya kontroversi yang tidak diperlukan.
Hensa juga menekankan bahwa, dalam dinamika kerja kabinet, komunikasi yang efektif antar menteri merupakan elemen kunci untuk menjaga stabilitas pemerintahan dan mendukung pencapaian tujuan strategis pemerintahan yang lebih luas.
“Meskipun publik mendukung Purbaya, sebagaimana dalam analogi tim sepak bola, keberhasilan tim tidak dapat dicapai oleh satu individu saja. Purbaya tidak akan mampu mencapai tujuan tanpa kerja sama dan dukungan dari rekan-rekan menteri lainnya, kan gak bisa nyetak gol kalo sendirian di lapangan,” pungkas Hensa.(*)
Baca juga: Momen Kocak Para Menko Tinggalkan Menkeu Purbaya Saat Dimintai Keterangan