Nasional

Menaker Tekankan Transformasi Pengawasan Ketenagakerjaan Lewat Integritas dan Profesionalisme

  • October 1, 2025
  • 2 min read
Menaker Tekankan Transformasi Pengawasan Ketenagakerjaan Lewat Integritas dan Profesionalisme Menteri Ketenagakerjaan Yassierli saat menghadiri acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting di The Tribrata, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2025).

JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menegaskan pentingnya transformasi dalam sistem pengawasan ketenagakerjaan, tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga perubahan pola pikir dan budaya kerja. Hal ini dinilai krusial untuk menjaga marwah, kehormatan, serta kepercayaan publik terhadap Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Penegasan itu disampaikan saat membuka Sarasehan Pengawasan Ketenagakerjaan bertajuk Transformasi Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 melalui Penegakan Integritas dalam Rangka Pelayanan Publik, di Jakarta, Selasa malam (30/9).

“Profesionalitas dan integritas adalah faktor kunci dalam pengawasan ketenagakerjaan. Kembali ke marwah dasar pengawasan bahwa pengawas adalah garda terdepan pelindungan hak pekerja dan penjamin kepatuhan norma kerja,” ujar Yassierli di hadapan para peserta.

Dalam arahannya, Yassierli meminta para pengawas ketenagakerjaan agar tetap fokus pada tugas inti saat turun ke lapangan untuk melakukan investigasi, memberikan edukasi, dan menegakkan hukum.

Ia mengingatkan bahwa identitas dan seragam yang dikenakan adalah simbol dari harapan publik sekaligus amanah yang harus dijaga.

“Baju yang kita pakai menggambarkan marwah, menggambarkan harapan dari yang mendesain seorang Pengawas Ketenagakerjaan seperti itu, sekaligus amanah dan tantangan terkait penegakan norma K3 yang semakin besar,” jelasnya.

Yassierli juga mengungkap bahwa pihaknya kerap menerima laporan pelanggaran norma ketenagakerjaan dari berbagai perusahaan.

Termasuk di antaranya praktik penahanan ijazah, pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak, diskriminasi, pembayaran upah di bawah standar, hingga sistem outsourcing yang tak sesuai aturan.

“Itu semua kezaliman. Kalau kita tak bisa bergerak, buka baju itu. Saya juga komitmen, kalau tak bisa ya sudah, saya akan mengundurkan diri. Buat apa saya jadi menteri, kemudian tak memberikan kontribusi bagi negara,” tegasnya.

Menutup arahannya, Yassierli mengajak seluruh pengawas ketenagakerjaan untuk menjalankan amanah dengan sepenuh hati dan meninggalkan jejak positif dalam sejarah pengawasan ketenagakerjaan di Indonesia.

“Baju yang kita pakai ini adalah amanah, dan apa yang bapak/ibu lakukan merupakan suatu tugas mulia dan bagaimana kita menegakkannya,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *