Gaya Hidup Umum

Menteri Pariwisata Membantah Isu Mandi Pakai Air Galon Selama Kunjungan Kerja

  • September 30, 2025
  • 2 min read
Menteri Pariwisata Membantah Isu Mandi Pakai Air Galon Selama Kunjungan Kerja Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. (Foto: instagram @widi.wardhana)

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, angkat bicara menanggapi isu yang beredar luas di media sosial yang menyebut dirinya menggunakan air galon untuk mandi selama menjalankan kunjungan kerja (kunker) di daerah. Menteri secara tegas membantah kebenaran dari kabar miring tersebut.

Bantahan ini disampaikan oleh Menteri Widiyanti kepada awak media di Gedung DPR pada Senin, 29 September 2025, setelah sebelumnya sempat ia jelaskan pula dalam sebuah acara podcast bersama Helmi Yahya di kanal YouTube.

Menteri menjelaskan bahwa selama menjalankan tugas kunjungan kerja ke berbagai wilayah, ia selalu menginap di fasilitas akomodasi setempat, termasuk hotel dan bahkan homestay di desa wisata. Tujuannya, selain beristirahat, adalah sekaligus untuk mengecek kondisi dan standar fasilitas penginapan.

“Bahwa saya kalau ke daerah itu selalu menginap di hotel sekalian juga melihat hotel-hotel di Indonesia. Ngecek keadaan, dan semua hotel saya jamin ada air bersih,” ujar Menteri Widiyanti, meluruskan.

Dia menegaskan bahwa klaim yang menyebut dirinya harus mandi menggunakan air minum kemasan adalah tidak benar. Menteri memastikan bahwa baik hotel maupun homestay di desa wisata yang ia kunjungi telah diverifikasi memiliki fasilitas air bersih, bahkan beberapa juga dilengkapi dengan air panas.

Terkait dengan menyebarnya kabar bohong tersebut, Widiyanti Putri Wardhana menduga bahwa isu miring tersebut sengaja disebarkan oleh pihak-pihak yang memiliki motif tersembunyi. Secara berseloroh, ia menyatakan, “Iya kabar miring mungkin ada yang ingin jadi menteri pariwisata.”

Isu ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial, di mana Menpar Widiyanti disebut meminta pasokan air galon untuk keperluan mandi saat mengunjungi daerah terpencil, yang kemudian diinterpretasikan sebagai bentuk keluhan terhadap kualitas fasilitas air di lokasi kunker tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *