Otomotif

Dampak IEU-CEPA: Mobil Premium Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, Siap Bersaing di Pasar Indonesia

  • September 30, 2025
  • 2 min read
Dampak IEU-CEPA: Mobil Premium Eropa Bakal Bebas Bea Masuk, Siap Bersaing di Pasar Indonesia BMW salah satu brnad mobil asal Jerman. (Foto: Bloomberg)

Indonesia dan Uni Eropa (UE) telah mencapai tonggak kerja sama ekonomi yang bersejarah. Penandatanganan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) di Bali pada 23 September 2025 menjadi puncak dari perundingan yang berlangsung hampir satu dekade. Perjanjian komprehensif ini membawa implikasi besar, salah satunya adalah pembebasan bea masuk bagi kendaraan mewah asal Benua Biru.

Poin yang paling menyedot perhatian publik dari kesepakatan IEU-CEPA adalah rencana penghapusan tarif impor untuk mobil-mobil premium Eropa, yang selama ini mematok bea masuk hingga 50 persen. Nantinya, tarif tersebut dijadwalkan akan diturunkan secara bertahap hingga mencapai nol persen (0%) dalam rentang waktu lima tahun ke depan.

Sektor otomotif menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari kebijakan tarif baru ini. Dengan dihapusnya beban biaya impor, harga jual mobil premium berpotensi menjadi lebih kompetitif di pasar Tanah Air. Secara keseluruhan, dokumen perjanjian menyebutkan bahwa sebanyak 96 persen produk ekspor UE ke Indonesia akan menikmati bebas bea masuk setelah masa transisi lima tahun.

Perusahaan-perusahaan mobil mewah yang akan sangat diuntungkan dari implementasi IEU-CEPA ini meliputi sejumlah nama besar dari Eropa. Merek-merek yang berpotensi menjadi lebih kompetitif, dan menarik bagi kalangan menengah atas Indonesia, di antaranya adalah Mercedes-Benz, BMW, Audi, Porsche, hingga lini premium dari Volkswagen (VW).

Kendati demikian, implementasi harga jual baru belum dapat dipastikan segera. Pihak produsen, seperti Mercedes-Benz yang diwakili oleh CEO PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia, Donald Rachmat, menyatakan bahwa mereka menyambut baik kebijakan ini dan meyakini IEU-CEPA akan membuka peluang untuk menghadirkan produk inovatif. Namun, perusahaan masih menunggu rincian teknis pelaksanaan perjanjian sebelum menetapkan strategi harga baru.

Kebijakan ini diperkirakan akan memicu perubahan signifikan dalam peta persaingan pasar otomotif domestik. Sampai saat ini, produsen dari Jepang masih mendominasi pasar Indonesia. Sementara itu, mobil dari Tiongkok juga mengalami lonjakan impor yang drastis, didorong oleh tingginya permintaan untuk segmen kendaraan listrik (EV).

Dengan masuknya mobil Eropa yang harganya lebih terjangkau, persaingan di pasar akan semakin ketat. Produsen Jepang dituntut untuk mengevaluasi kembali strategi penetapan harga mereka, sementara merek-merek Eropa akan bersaing langsung dengan produsen Tiongkok di segmen kendaraan listrik.

Secara makro, IEU-CEPA tidak hanya berfokus pada tarif mobil. Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, kesepakatan ini juga berpotensi membuka investasi baru, khususnya dalam pengembangan kendaraan listrik. Eropa disebut memiliki kepentingan dalam rantai pasok mineral penting (kritis) yang dibutuhkan untuk produksi baterai EV, membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi basis produksi dan memperkuat hubungan dagang yang lebih luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *