Ekonomi

Menkeu Purbaya: Modal Asing Mulai Masuk, Harusnya Ekonomi Membaik

  • September 22, 2025
  • 2 min read
Menkeu Purbaya: Modal Asing Mulai Masuk, Harusnya Ekonomi Membaik Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menarik dana pemerintah Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) dan menyalurkannya ke bank umum. (Istimewal)

JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan optimisme terhadap penguatan ekonomi Indonesia, seiring dengan membaiknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. Hal ini didukung oleh tren positif di pasar saham serta perbaikan indikator kepercayaan investor.

“Karena keributan kemarin, jadi sebagian orang takut. Harapannya sih ke depan akan semakin membaik, karena modal asing ke pasar saham sudah masuk cukup signifikan dan harusnya proteksi ekonomi kita juga membaik,” kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Berdasarkan data pekan ketiga September 2025, periode 15-19 September, investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 3,03 triliun di pasar saham Indonesia. Namun, sejak awal tahun hingga 19 September 2025, aliran modal asing keluar bersih dari pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp 58,70 triliun dan Rp 119,62 triliun. Di sisi lain, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan aliran masuk bersih sebesar Rp 42,61 triliun.

Kepercayaan investor juga tercermin dari perbaikan selisih imbal hasil (spread yield) antara SBN rupiah tenor 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun, yang turun dari 240 basis poin (bps) pada Januari 2025 menjadi 216 bps pada September 2025.

“Enggak turun banyak, tapi saya pikir cukup baik di tengah gejolak domestik. Itu spread-nya sempat naik, kemudian turun lagi. Jadi cepat sekali kepercayaan investor pulih setelah keributan beberapa minggu yang lalu,” ujar Purbaya.

Selain itu, risiko negara (country risk) juga menunjukkan tren positif. Spread yield antara SBN berdenominasi dolar AS dan US Treasury turun dari 88 bps pada Januari menjadi 79 bps pada September 2025.

“Kalau kita lihat rekam historisnya, ini amat rendah. Kalau kita nanti terus membaik ekonominya, saya pikir ini akan turun terus spread yield dengan US Treasury,” kata Purbaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *