Nasional

88 Guru Besar Insan Cita Tuntut Pemerintah Reformasi Total: Hentikan Kekerasan hingga Berantas Korupsi

  • September 2, 2025
  • 4 min read
88 Guru Besar Insan Cita Tuntut Pemerintah Reformasi Total: Hentikan Kekerasan hingga Berantas Korupsi Pernyataan Sikap Forum Guru Besar Insan Cita untuk Presiden Prabowo Subianto. (Dok. Istimewa)

JAKARTA – Forum Guru Besar Insan Cita, yang terdiri dari 88 akademisi sekaligus alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), menyampaikan pernyataan sikap tegas menyerukan pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum, memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), memperluas lapangan kerja, serta menjalankan demokrasi yang berpihak kepada rakyat.

Pernyataan ini disampaikan melihat tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan.

Forum menyoroti tingginya kesenjangan sosial dan ekonomi, dengan 50 persen pendapatan negara masih dinikmati kelompok masyarakat terkaya, mencerminkan ketimpangan pendapatan yang signifikan.

Kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa, serta antara kota dan desa, belum dapat dipersempit secara signifikan. Otonomi daerah juga dinilai belum berhasil menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di daerah dan desa.

“Kondisi ekonomi yang memburuk dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan nasional. Ancaman terhadap persatuan Indonesia tidak hanya dari luar, tetapi juga dari kegagalan memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat,” ujar Forum dalam pernyataannya, dikutip Selasa (2/9/2025).

Forum mengkritik lambannya reformasi sistem, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi, serta praktik monopoli dan kolusi antara pejabat dan pengusaha yang menghambat terciptanya masyarakat adil dan makmur. Birokrasi juga dinilai masih jauh dari profesional, transparan, dan akuntabel, serta rentan terhadap intervensi politik.

Aksi Massa dan Ketidakpercayaan Publik

Aksi massa sejak 25 Agustus 2025 di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Yogyakarta menjadi cerminan ketidakpuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah, DPR, dan yudikatif.

Aksi-aksi yang memicu bentrokan dan kerusuhan ini dinilai sebagai akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap kurangnya empati dan keberpihakan elite.

“Rakyat sudah muak dengan perilaku elite yang tidak berpihak. Presiden Prabowo Subianto harus memanfaatkan momen ini untuk perbaikan segera,” tegas Forum.

Tawarkan Solusi Jangka Pendek

Forum mengusulkan delapan solusi jangka pendek yang mendesak:

  1. Menghentikan kekerasan antara aparat dan demonstran dengan penegakan hukum adil dan transparan, serta memberikan ruang bagi rakyat untuk menyampaikan pendapat.
  2. Mereformasi Polri secara menyeluruh dan mempercepat pergantian pimpinan Polri.
  3. Menata ulang kabinet dengan mengganti menteri yang tidak kompeten atau bermasalah integritasnya.
  4. Mengganti anggota DPR yang memicu kemarahan publik.
  5. Mempercepat pengesahan UU Perampasan Aset Koruptor melalui DPR atau Perppu.
  6. Mengembalikan independensi KPK ke UU sebelum 2019 melalui Perppu.
  7. Mencabut UU Cipta Kerja dan memperluas lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran.
  8. Menata ulang program Makan Bergizi Gratis agar lebih tepat sasaran, terutama untuk daerah tertinggal dan basis stunting.

Solusi Jangka Menengah

Forum juga mengusulkan delapan solusi jangka menengah, termasuk:

  1. Presiden memimpin gerakan pemberantasan korupsi dengan melibatkan semua elemen bangsa.
  2. Mengevaluasi dan mencabut peraturan yang membebani rakyat, serta menyusun regulasi baru yang berpihak kepada rakyat.
  3. Meningkatkan kualitas institusi pengawasan seperti BPK dan BPKP dengan rekrutmen transparan.
  4. Mereformasi birokrasi menuju birokrasi kelas dunia yang profesional dan tidak partisan.
  5. Memastikan bonus demografi tidak menjadi bencana demografi.
  6. Mengevaluasi fasilitas DPR untuk mendukung efisiensi dan kesederhanaan.
  7. Memperkuat reformasi politik dan hukum agar demokrasi selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
  8. Mengevaluasi rencana pendirian Perguruan Tinggi baru oleh Danantara, dengan memprioritaskan peningkatan kualitas perguruan tinggi existing.

Seruan Moral untuk NKRI

Forum menegaskan bahwa pernyataan ini merupakan panggilan moral dan akademik untuk menjaga keutuhan NKRI, memperkuat demokrasi, dan mewujudkan pemerintahan yang bersih. Mereka menyerukan kepada Presiden dan DPR untuk mengambil langkah nyata demi mencegah kerusakan lebih lanjut dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pernyataan ini ditandatangani oleh 88 guru besar, yaitu:

  1. Prof. M. Mahfud MD
  2. Prof. R. Siti Zuhro
  3. Prof. Didik J. Rachbini
  4. Prof. Abdul Rauf Ismail
  5. Prof. Agus Surono
  6. Prof. Ahmad Humam Hamid
  7. Prof. Ahwan Fanani
  8. Prof. Aidul Fitriciada Azhari
  9. Prof. Al Makin
  10. Prof. Ali Maksum
  11. Prof. Amran Razak
  12. Prof. Andi Pangerang Moenta
  13. Prof. Arifa Mustika
  14. Prof. Asep Saeful Muhtadi
  15. Prof. Barlian Usman
  16. Prof. Dedy Takdir Syaifuddin
  17. Prof. Didik Suharjito
  18. Prof. Edi Slamet Irianto
  19. Prof. Elimartati
  20. Prof. Emmy Latifah
  21. Prof. Erman Anom
  22. Prof. Esti Ismawati
  23. Prof. Fathurrahman
  24. Prof. Fauzi Aseri
  25. Prof. Firdaus
  26. Prof. Firman Syah
  27. Prof. Husni Teja Sukmana
  28. Prof. Ija Suntana
  29. Prof. Jaja Jahari
  30. Prof. Jasrial
  31. Prof. Juanda
  32. Prof. La Ode M. Aslan
  33. Prof. Lely Arrianie
  34. Prof. Lili Romli
  35. Prof. Lukman Asha
  36. Prof. M. Ali Safaat
  37. Prof. M. Janib Achmad
  38. Prof. Mahyuddin Barni
  39. Prof. Mahyuddin KM Nasution
  40. Prof. Maszhulhak
  41. Prof. Mhd. Buhari Sibuea
  42. Prof. Muchtaruddin Mansyur
  43. Prof. Muhammad Nur
  44. Prof. Mukhtar Latif
  45. Prof. Munawir Yusuf
  46. Prof. Naelati Tubastuvi
  47. Prof. Nirzalin
  48. Prof. Noermijati
  49. Prof. Nuhfil Hanani
  50. Prof. Nurliah Nurdin
  51. Prof. Nurul Barizah
  52. Prof. Obsatar Sinaga
  53. Prof. Popy Rufaidah
  54. Prof. Pujiati
  55. Prof. Rachmad Safa’at
  56. Prof. Rahmad Sofyan Patadjai
  57. Prof. Rasimin SR
  58. Prof. Rena Yulia
  59. Prof. Restu Juniah
  60. Prof. Rofiaty
  61. Prof. Rosdaneli Hasibuan
  62. Prof. Samsuridjal Djauzi
  63. Prof. Siti Marwiyah
  64. Prof. Siti Mujibatun
  65. Prof. Sitti Hartinah
  66. Prof. Sri Puryono
  67. Prof. Sugianto
  68. Prof. Suhartono
  69. Prof. Sukarmi
  70. Prof. Sumarni Hamid Aly
  71. Prof. Suradi Wijaya Saputra
  72. Prof. Syamsu Andi Kamaruddin
  73. Prof. Syamsul Hadi
  74. Prof. Syamsul Rijal
  75. Prof. Takdir Rahmadi
  76. Prof. Totok Agung DH
  77. Prof. Triawanti
  78. Prof. Triyo Supriyatno
  79. Prof. Umar Burhan
  80. Prof. Umi Purwandari
  81. Prof. Unti Ludigdo
  82. Prof. Wahyudi
  83. Prof. Winarni Monoarfa
  84. Prof. Yaslis Ilyas
  85. Prof. Yayan Rahtikawati
  86. Prof. Yayan Sopyan
  87. Prof. Yeni Huriani
  88. Prof. Yuddy Chrisnandi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *